Archive | April 2013

Senjakala Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Terpujilah
Wahai engkau, Ibu Bapak Guru
Namamu akan selalu hidup
Dalam sanubariku…


Vina adalah aktivis kelompok paduan suara di sekolahnya. Setiap memperingati Hari Pendidikan Nasional atau Hari Guru, siswi  kelas 2 sebuah SMA ternama di bilangan Jakarta Selatan tersebut, kerap didapuk untuk menyanyikan lagu Hymne Guru. “Itu lagu, lirik dan syairnya pas banget. Kalau direnungi maknanya, pasti kita jadi ingat sama jasa para guru,”ujarnya. Sayang, saat ditanya siapa pencipta lagu tersebut, alih-alih menjawabnya, Vina hanya nyengir sambil menggelengkan kapala. >> selanjutnya

Mantan Senator AS: Islam Tidak Ajarkan Aksi Terorisme

Christoper Samuel Bond, bekas senator negara bagian Missouri, Amerika Serikat, meyakini peledak bom dalam ajang maraton di Boston beberapa waktu lalu, tidak sejalan dengan ajaran Islam.

Demikian disampaikan pria yang akrab disapa Kit Bond, saat sesi tanya jawab bersama kalangan Nahdliyin, di sela kunjungannya ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dalam rilis yang dilansir di Jakarta, Selasa (23/4/2013).

Kit Bond menegaskan, Islam tak pernah mengajarkan terorisme. Kendati dua pelaku yang sudah diidentifikasi, satu meninggal dan satu ditangkap dalam kondisi terluka, mengatasnamakan Islam sebagai pembenaran atas aksinya. >> selengkapnya

MENGAPA KITA DUKUNG PALESTINA?

Beberapa waktu lalu, kepada saya Pendeta Yewangoe menyatakan rasa mengertinya mengapa sebagian besar umat Islam Indonesia begitu antusias mendukung kemerdekaan Palestina. Ia sempat menyebut sekilas hubungan Palestina-Indonesia di masa lalu dan keragaman budaya serta agama yang ada di negara tersebut. “Yang terzalimi di sana itu bukan hanya orang Islam lho, saudara-saudara kami yang Kristen pun ikut dizalimi oleh pemerintah Zionis di sana. Jadi ya tidak ada alasan pula bagi kami tidak mendukung kemerdekaan Palestina,”ujar Ketua Umum Persatuan Gereja Indonesia (PGI) tersebut. >>Selengkapnya

ILUSI ISLAMOPHOBIA

Jika ingin hidup damai, Barat harus menghancurkan “hantu” di kepalanya…

 

Di Barat, hampir sebagian besar orang takut kepada Islam.  Ada sebuah cerita lucu namun memprihatinkan  terkait soal ini. Suatu hari seorang perempuan berjilbab memasuki  sebuah toko di New York. Saat tengah memilih belanjaannya, seorang bocah tiba-tiba berteriak seraya menunjuknya: “Mami! Mami! Itukah monster yang selalu kau ceritakan?!”ujarnya sambil menghambur ke arah sang ibu. >>Selengkapnya

MUI : Eyang Subur Lupa Al Fatihah

Diam-diam ternyata Eyang Subur sudah  mendatangi  Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk membuktikan dirinya bukan penganut aliran sesat, seperti dituduhkan mantan muridnya Adi Bing Slamet. Salah satu alat pembuktian, MUI mempersilakan Eyang membaca surat Al-Fatihah, namun entah kenapa Eyang Subur lupa beberapa ayat dalam Al fatihah.

“Ada ayat yang dia lupa dan membacanya terbata-bata. Mungkin grogi karena membacanya di depan ulama. Kalau orang yang jarang baca Al-Fatihah, pasti akan salah,” ungkap ketua MUI pusat, Umar Shihab, kepada wartawan, Kamis (18/4). >> selengkapnya

BUKAN PEREMPUAN BIASA

Siapa perempuan yang bisa menggugah warga desa untuk ”membuat” listrik murah dan menjualnya kepada PLN? Dialah Tri Mumpuni Wiyatno, insinyur pertanian lulusan Institut Pertanian Bogor.

Hampir setiap waktu, perempuan itu selalu bergerak bak kutu loncat. Hari ini, ia bisa ada di Jakarta. Namun besok harinya, tak mustahil ia ada di sebuah desa terpencil di Sulawesi. Lain waktu, ia juga hadir dalam sebuah pesawat menuju Filipina, tapi lusa bisa jadi ia tengah berkuda menembus hutan untuk mencapai dusun terisolasi di Sumbawa. ”Tuntutan kerja memang menghendaki demikian, tapi saya nikmati kok,” katanya sembari tersenyum.

Hidup Tri Mumpuni seolah tak mengenal kata lelah. Pengabdiannya kepada masyarakat, terutama yang ada di desa-desa, memang luar biasa. Karena upaya dia dan kawan-kawanya di Ibeka (Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan), ratusan desa di seluruh Indonesia bisa menikmati cahaya listrik. Padahal, sebelumnya, tempat-tempat yang ”diterangkan” oleh Puni—panggilan akrab dia—adalah kawasan yang tak terjamah teknologi. >> Selanjutnya

Ledek Adzan via Twitter, Pianis Turki Terancam Kurungan

Pianis terkemuka Turki, Fazil Say, sepertinya harus menghadapi jeruji besi karena  dianggap telah melecehkan Islam lewat komentarnya di Twitternya. Say (42 tahun)  dijatuhi hukuman 10 bulan penjara dengan penangguhan selama lima tahun. “Itu artinya, Say masih belum  dimasukan ke dalam penjara kecuali dia melakukan penghinaan lain dalam waktu lima tahun”, demikian seperti dilansir AFP, Senin (15/04).

Musisi yang kerap tampil bersama New York Philharmonic dan Berlin Symphony Orcestra itu diadili atas sejumlah kicauan yang ia buat tahun lalu yang dianggap merendahkan Islam. Salah satu cuitan yang mengundang kontroversi adalah ketika Say menulis komentar meledek Muazin setempat saat mengumandangkan azan.  >> SELANJUTNYA

SILAT LIDAH ALA AGUS SALIM

Tak ada yang bisa menandingi kecakapan Haji Agus Salim dalam berdebat, kecuali seorang sais andong di Yogyakarta. 

 

Siapa tak kenal Haji Agus Salim? Tokoh pergerakan sekaligus diplomat ulung yang pernah dimiliki oleh Republik ini di kenal sebagai pakar bersilat lidah nan tak ada duanya. Bayangkan saja, seorang Ngo Dinh Diem (mantan Perdana Menteri Vietnam Selatan) yang dikenal sebagai  pemimpin paling cerewet di Perserikatan Bangsa-Bangsa, pernah dibuatnya membisu saat coba-coba mengajak The Grand Old Man (julukan Bung Karno untu Haji Agus Salim) berdebat dalam bahasa Prancis. >> selanjutnya

KEBENARAN VERSI SIAPA?

“Orang-orang Barat itu tidak tahu kalau ada ulama kita yang lebih sepuluh tahun lalu sudah membahas masalah pemerkosaan dalam pernikahan (marital rape).” (Farha Ciciek, aktivis perempuan Indonesia)

 

Pasca  organisasi feminis Ukraina yang menamakan dirinya FEMEN, menggelar protes untuk melawan penindasan Islam atas perempuan dengan aksi bertelanjang dada, berbagai  reaksi keras bermunculan dari banyak kalangan. Termasuk dari “Muslim Women Against FEMEN”. Lewat sebuah laman di Facebook, para penentang FEMEN ini juga berkampanye dengan mengunggah foto-foto yang mengecam aksi FEMEN sebagai tindakan “bodoh dan tidak masuk akal”. >> selanjutnya

PENGUNGSI BURMA BENTROK DI BELAWAN

Tidak cukup di tempat asalnya, orang-orang Burma beragama Buddha dan Islam pun terlibat bentrok di kawasan penampungan pengungsi dekat Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara, Jumat pagi (5/4). Menurut keterangan polisi setempat bentrokan tersebut  menyebabkan delapan orang tewas dan 15 lainnya luka.

Disebutkan bahwa orang-orang Burma beragama Islam itu merupakan bagian dari sekitar 100 pengungsi Rohingya yang tengah mencari suaka politik, sedangkan orang-orang Burma beragama Budha tak lain para nelayan yang tertangkap basah mencuri ikan di perairan Indonesia. Awal bentrok terjadi ketika seorang Muslim Rohingya mengkonfrontasi seorang nelayan Buddhis mengenai kekerasan sektarian di negara asal mereka. Kedua pihak kemudian saling melontarkan hinaan, dan perkelahian pun pecah dengan menggunakan senjata batu dan pisau. >> Selengkapnya